Idealnya, pengelolaan sampah di TPST mampu menyerap segala jenis sampah yang memiliki nilai ekonomis atau pun sampah yang masih bisa didaur ulang. Dengan begitu tujuan pengelolaan sampah untuk memperpanjang usia TPA bisa terpenuhi. Tapi fakta yang terjadi di lapangan tidaklah demikian. Masih banyak jenis sampah yang bisa didaur ulang yang tidak tersaring oleh pemilah. Hal ini dikarenakan para pemilah tidak mengetahui jenis sampah tersebut termasuk sampah yang masih memiliki nilai ekonomis atau pun murahnya harga jenis sampah tersebut. Jenis plastik pvc bening misalnya. Karena nilai jualnya yang rendah, hanya Rp.200,-/kg para pemulung di TPST tidak menyaring sampah tersebut dan mencampurkannya ke dalam residu. Begitu juga dengan jenis sampah pp bimoli. Umumnya para pemulung mengambil sampah dari jenis kertas, kardus, plastik daun (HD), maupun plastik atom (botol, gelas, dsb).
Banyaknya jenis sampah yang dianggap sebagai residu tersebut menyebabkan fungsi TPST sebagai lokasi pengelolaan sampah tidak berfungsi secara maksimal. Permasalahan ini perlu diperhatikan secara serius. Agar tidak makin banyak sampah daur ulang yang dibuang sebagai residu, para pemulung perlu diberi informasi mengenai jenis-jenis sampah yang bernilai ekonomis. Dengan begitu, sampah yang terangkut ke TPA benar-benar merupakan residu. Selain itu, para pemulung perlu difasilitasi dalam hal penjualan hasil lapak mereka. Dengan ketersediaan buyer yang bersedia membeli hasil pulungan dapat memacu para pemulung untuk menyaring lebih banyak lagi sampah yang bisa didaur ulang.
Senin, 21 Februari 2011
Kondisi Pengelolaan Sampah Kita Saat Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar